Jumat, 25 September 2009

BASIC MANAGEMENT AND ACCOUNTING








NIKE, Inc REEBOK International, Ltd
CUSTOMER Target Market Target Market
Gender : M/F Gender : M/F
Age : 18 - 35 Age : 18 - 35
s.e.s : A1, A2 s.e.s : A1, A2, B
Active people who enjoy high-quality sporting goods especially footwear Active, dynamic, sporty people
COMPETITOR Kompetitor umumnya berasal dari kategori bidang industri yang sama : Kompetitor umumnya berasal dari kategori bidang industri yang sama :
Adidas Nike
Avia / LA Gear Avia / LA Gear
Asics Tiger Asics Tiger

Puma
SUPPLIER Fujian Putian Nikey shoes Co. Ltd, founded in 2001, specialize in producing branded shoes, T-shirts, suit, jacket, Jeans and watches, such as Nike (Air Jordans, Shox, AF1, Dunk, Air Max...) International Reeobok, Ltd.
Reebok tidak memiliki pabrik sendiri, bukan bergantung pada jaringan sub-kontraktor. Reebok dibuat dan dikontrak oleh pabrik-pabrik di Indonesia, Cina, Thailand, Vietnam dan Indonesia, Taiwan dan Korea selatan dan Filifina.
Kounsun NIKE shoes Trase International Co. Ltd
Tina on-line trading co,.ltd
STAKEHOLDER Air Jordan, Shox, AFI, Dunk, Air Max, GAP, Kasky, Apple Multi Stakeholder Member of FLA
Nike and Reebok, the two largest athletic footwear companies, look to contractors in Asia to manufacture their shoes. Sourcing from Asia offers advantages of low cost and flexibility, but raises questions about human rights and corporate responsibility. Engagement with NGO's and/or trade unions relating to labour standards in the supply chain. Nike and Reebok look to contractors in Asia to manufacture their shoes. Sourcing from Asia offers advantages of low cost and flexibility.
GOVERNMENT Rencana strategis tanggung jawab termasuk perencanaan sumber daya manusia, manajemen warna, bahan konsolidasi, 3PL manajemen, pemasok kartu catatan angka, bahan pengembangan / inovasi, dan bahan strategis sumber / pemasok consolidations. waktu yang lama manajemen, dan pemasok persetujuan / optimasi rencana untuk setiap OEM berbasis negara. Bertanggung jawab untuk membuat kebijakan operasional yang diatur Asia dan strategi operasi pabrik dengan pemasok dan mitra. Situasi keamanan dan politik di Indonesia relatif buruk bagi pengusaha asing yang menanamkan modalnya di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya penjarahan lahan, pemblokiran dan pendudukan paksa fasilitas produksi, dan unjuk rasa karyawan untuk memprotes kebijakan baru dalam sitem produksi perusahaan. Kecemasan juga timbul karena penerapan UU 2/1999 tentang otonomi daerah yang tidak disertai dengan kesiapan infrastruktur.



PRESSURE GROUPS Nike sempat mendapat masalah dengan buruh pabriknya yang melakukan demo mogok kerja. Nike diklaim tidak peduli terhadap karyawan pabrik yang memasok sepatu untuk Nike. Jika ada pabrik lain yang memberikan harga sedikit lebih murah, Nike tak segan mengalihkan ordernya ke pabrik lain. "Dari dulu Nike kalau ada produk yang lebih murah pabrik yang lama ditinggalkan, padahal cuma lebih murah setengah dolar, yang kalah ditinggalkan," ujarnya. Divisi Sourcing (pembelian) Nike tidak mengerti seluk-beluk pembuatan sepatu dan bias akan kepentingan. Karyawan divisi itu menurutnya hanya menerima laporan keluhan dan jarang mengontrol pabrik. "Divisi sourcing itu pegawainya tidak pernah ke pabrik hanya menerima laporan lewat email. Kalau ada 3 sepatu rusak, pegawai terpaksa lembur untuk re-cek, 1.000 sepatu direject dan 10 line produksi di stop," Padahal produksi Nike di pabrik yang dikelolanya merupakan produksi yang paling baik dibanding di Indonesia. Ini ditunjukkan dari tingkat pengembalian produk cacat terendah yaitu 2 persen dibanding pabrik lain di atas 10 persen. Sekitar 11 jam buruh PT Tong Yang Indonesia (TYI), produsen sepatu Reebok dan Adidas, berdemo. Pada puncak rasa lelahnya, mereka dijanjikan segera mendapat gaji yang tertunggak dan uang pesangon. "Perusahaan janji akan membayar pegawai yang dirumahkan sejak Desember tahun kemarin hingga April. Tapi tanggal pembayarannya tidak jelas, karena pembayarannya masih menunggu sidang di Pengadilan Hubungan Industrial (PHI). "Sisanya akan dibayarkan setiap tanggal 25. Hasil pertemuan dengan perusahaan dan Depnakertrans ini kurang memuaskan, tapi kami sudah sangat lelah. Kami mau coba tunggu dulu janjinya,". Menurutnya, apakah perusahaan mau berjalan atau tidak, menunggu keputusan dari tim tiga departemen yakni Depnakertrans, Departemen Perindustrian, dan Departemen Perdagangan. "Kalau perusahaan tidak bisa jalan, perusahaan akan ditutup dan karyawan akan di-PHK,". Ada sekitar 8.900 karyawan yang menunggu pembayaran gaji dan pesangon. Karena karyawan belum mendapatkan haknya, maka perusahaan berutang miliaran rupiah
ECONOMIC CONDITION Proses pemutusan order dari para prinsipal sepatu global branded seperti Nike, Reebok, Adidas bukan kali ini terjadi. Sejak terjadi krisis ekonomi yang menyebabkan tidak nyamannya investasi di Indonesia, beberapa perusahaan subkontrak di Indonesia terpaksa menutup pabriknya. Reebok akhirnya mengalihkan ordernya keluar negeri dengan alasan pabrik sepatu di Indonesia tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi dengan spesifikasi, standar dan kualitas yang ditetapkan pemegang merek Reebok.Meskipun krisis ekonomi terjadi, ekspor industri sepatu sebagai industri padat karya tidak mati suri, justru terus mengalami trend menaik. Pada 2002 nilai ekspor sepatu mencapai US$1,148. Ekspor terus mengalami peningkatan. Pada 2003 nilai ekpor menjadi US$ 1,182 miliar. Pada 2004 dan 2005 kembali menaik menjadi masing-masing US$ 1,320 miliar dan US$ 1,42 miliar. Pada 2006 kemarin juga meningkat menjadi US$ 1,61 miliar.
Akibat iklim investasi di Indonesia kurang kondusif sejak krisis ekonomi, para pemegang merek seperti Nike, Reebok, Adidas dan merek lain mengalihkan ordernya ke negara lain seperti Vietnam dan China. Kondisi ini tentu menjadikan industri sepatu nasional dalam bayang-bayang kesuraman. Padahal, jenis industri ini sejalan dengan strategi industrialisasi di Indonesia yang masih bertumpu pada keunggulan komparatif.Masihkah ada peluang bagi industri sepatu untuk tetap bercokol di Indonesia?Peluang tetap masih ada. Mengingat Vietnam dan China sebagai raksasa produksi sepatu dunia sekarang sedang mendapatkan sanksi dari komisi Uni Eropa akibat kedua negara tersebut melakukan kebijakan dumping terhadap ekspor produk sepatu. Akibat kebijakan dumping tersebut kedua negara tersebut dikenakan penetapan bea masuk antidumping. Kebijakan ini membuka peluang bagi produsen sepatu di Indonesia untuk memasuki pasar Eropa. Oleh sebab itu, pemerintah harus responsif. Pemerintah bersama Aprisindo harus melakukan dialog yang intensif terhadap para prinsipal pemegang merek sepatu dunia untuk kembali mengalihkan ordernya ke Indonesia.
ECONOMIC CONDITION Kesempatan ini terbuka lebar setelah kedua produsen raksasa sepatu dunia ini mendapatkan sanksi dari Uni Eropa dan semakin membaiknya perekonomian dan iklim investasi di Indonesia.Selain itu, perlu mencari terobosan baru agar order sepatu terus mengalami kenaikan sehingga bisa terus mendongkrak ekspor sepatu nasional dan tetap menjadi industri yang menjadi tumpuan harapan bagi angkatan kerja di Tanah Air.
Pertama, selama ini industri sepatu nasional masih memfokuskan pada ekspor sepatu olahraga (sport shoes) sehingga industri sepatu lupa mengembangkan industri non sport shoes. Industri sepatu harus mampu melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi dan mengekspor sepatu non sport shoes. Peluang ini cukup terbuka mengingat permintaan di pasar dunia cukup tinggi.Kedua, juga perlu mengembangkan ekspor sepatu yang non branded. Ketiga perlu adanya diversifikasi tujuan ekspor karena sampai saat ini 40% dari total ekspor sepatu nasional masih tertuju ke pasar AS. Keempat, yang sangat urgen adalah restrukturisasi pabrik sepatu. Hal ini penting mengingat mesin-mesin industri sepatu sudah usang daur hidupnya karena sudah lebih dari 15 tahun. Restrukturisasi mesin baru dilakukan terhadap industri tekstil dan pakaian jadi.Oleh karena itu, departemen yang terkait harus segera membuat rencana restrukturisasi industri sepatu. Jadi, dengan adanya restrukturisasi teknologi permesinan industri sepatu ini diharapkan mampu mengembalikan kejayaan industri sepatu nasional.
POLITICAL / LEGAL Para investor enggan masuk dan menanamkan modalnya di Indonesia juga disebabkan karena kurangnya kepastian hukum di Indonesia dan karena nilai competitiveness Indonesia yang juga kurang, jika dibandngkan dengan negara-negara lain.
SOCIO CULTURAL One of top 50 best companies for minorities Bertanggung jawab untuk membuat kebijakan operasional yang diatur Asia dan strategi operasi pabrik dengan pemasok dan mitra.Rencana strategis tanggung jawab termasuk perencanaan sumber daya manusia, manajemen warna, bahan konsolidasi, 3PL manajemen, pemasok kartu catatan angka, waktu yang lama manajemen, dan pemasok persetujuan / optimasi rencana untuk setiap OEM berbasis negara
Has a non-discrimination policy that includes sexual orientation
one of top 100 companies for working mothers
Reebok telah berkomitmen $ 1 juta (2% dari laba bersih pendapatan) untuk pendidikan kejuruan dan kebutuhan anak mantan pekerja di Pakistan dari sepak bola industri
GLOBAL Dikarenakan dengan kondisi global yang sedang mengalami krisis global, para penanam saham / investor asing di Indonesia banyak yang menarik modalnya sehingga menyebabkan kurangnya modal dan pada akhirnya dapat menyebabkan stagnanny industri sepatu
TECHNOLOGICAL CONDITIONS Strategic plan responsibilities include speed-to-market, supplier management, material development/innovation, strategic sourcing and material/supplier consolidations. Strategis pengelolaan sumber Oversaw lebih dari 100 + global pemasok bahan (dengan lebih dari $ 1.2B dalam bahan menghabiskan); rencana strategis tanggung jawab termasuk kecepatan-ke-pasar, manajemen pemasok, bahan pengembangan / inovasi, dan bahan strategis sumber / pemasok consolidations. Nike mencoba mengawinkan produknya dengan Apple sipenguasa dunia MP3 , dalam hal ini Ipod Nano adalah pilihan yang tepat untuk mewakili Apple karena Nano tidak mengunakan harddisk dan relatif lebih tahan goncangan dibanding Ipod Video , alasan lainnya tentunya adalah fitur LCD display yang absent dalam produk Ipod Shuffle .

Manufaktur, dan Operasional Kreasi bahan profesional dengan unik keputusan dalam pembuatan alas kaki, bersandar prinsip, penciptaan produk, 3rd pihak manajemen logistik, bahan-bahan ramah lingkungan, bahan-bahan desain / pengembangan / operasi / perpustakaan penciptaan, sumber konsolidasi dan pemasok bahan baku (ex. sintetis, kulit, tekstil, kulit, laces / anyaman, tpu, dll). Jaringan lebih dari 75 + global industri sepatu kontak pemasok bahan baku. penciptaan organisasi, kemitraan strategis sumber, baru vendor sumber, material pembangunan, bahan / vendor konsolidasi, biaya, tanggung jawab korporasi, 7 + tahun pengalaman di Asia ekspatriat, bekerja sama dengan OEM, rantai mitra, untuk mengelola anggaran dan terkemuka Asia yang berbasis tim lebih dari 25 bahan sepatu profesional.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar